Halaman

Kamis, 22 Mei 2025

Kolom

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam: Menjadi Ujung Tombak Dakwah di Era Digital 

Penulis : Tirsa M Saleh



Di era digital seperti sekarang, dakwah tak lagi hanya dilakukan di mimbar atau masjid. Media sosial, YouTube, podcast, dan televisi kini menjadi ruang baru untuk menyampaikan pesanpesan Islam yang damai, sejuk, dan mencerahkan. Tapi, bagaimana agar dakwah bisa tersampaikan dengan cara yang menarik, kreatif, dan tetap sesuai nilai-nilai Islam?

Di sinilah peran Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) menjadi sangat penting. 

Belajar Dakwah Lewat Media

Jurusan KPI mengajarkan mahasiswa untuk menjadi komunikator Muslim yang profesional. Tidak hanya belajar teori komunikasi dan penyiaran, mahasiswa juga dibekali dengan keterampilan praktis seperti membuat konten video, menulis naskah siaran, menjadi presenter, hingga mengelola media sosial Islami. Dengan kurikulum yang menggabungkan ilmu komunikasi modern dan nilai-nilai Islam, mahasiswa KPI dipersiapkan untuk terjun langsung ke dunia dakwah digital.

Peluang Karier Luas dan Menjanjikan  

  • Lulusan KPI tidak hanya bisa menjadi da’i atau ustazah, tapi juga bisa berkarier sebagai: 
  • Presenter TV atau radio Islami 
  • Content creator dakwah di media sosial
  • Produser acara religi 
  • Public relations lembaga keislaman 
  • Jurnalis media Islami 
  • MC dan event organizer Islami 
  • Bahkan entrepreneur media dakwah 
Dengan keterampilan yang dimiliki, lulusan KPI bisa jadi wajah baru dakwah Islam yang lebih segar, relevan, dan bisa menjangkau semua kalangan, terutama generasi muda.

Mengapa Memilih KPI? 
  • Materi kuliah yang kontekstual dan kekinian 
  • Dosen profesional dan berpengalaman di bidangnya 
  • Praktikum di studio radio dan TV kampus 
  • Kesempatan magang di media-media besar 
  • Suasana belajar yang islami dan kreatif


Advetorial

 

Membangun Masa Depan dari Ruang Kelas KPI IAIN Gorontalo


Penulis : Ridwan Humolungo


Gorontalo – Setiap pribadi hebat lahir dari proses panjang, kerja keras, dan keyakinan yang tidak pernah padam. Begitulah semangat yang dihidupi oleh para mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Di tengah derasnya arus digital dan kebutuhan akan komunikator yang tidak hanya cakap tetapi juga berakhlak, KPI hadir menjadi tempat bertumbuh. Jurusan ini bukan sekadar ruang belajar, tapi juga arena menempa karakter, kompetensi, dan kreativitas mahasiswa agar menjadi pribadi unggul dan mandiri.

"Setiap mimpi besar perlu dibarengi dengan keyakinan kuat," demikian salah satu kalimat inspiratif yang menjadi ruh dalam perjalanan mahasiswa KPI.

Langkah demi langkah, mahasiswa KPI dibekali tidak hanya teori, tapi juga praktik langsung melalui berbagai fasilitas modern seperti laboratorium radio, studio produksi audio visual, studio podcast, dan studio fotografi. Semua ini dirancang untuk mendukung eksplorasi mahasiswa dalam bidang komunikasi dan dakwah digital.

 Pembelajaran yang kolaboratif, didukung oleh dosen yang ramah dan profesional, menjadikan suasana akademik penuh semangat, ide, dan kreativitas. Di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Sultan Amai Gorontalo bukan hanya tentang kuliah, tugas, dan skripsi. Di sinilah mahasiswa menemukan jati diri mereka—belajar untuk mengenali potensi diri, mengasah kepercayaan diri, dan merancang masa depan sejak dini.

Banyak mahasiswa KPI kini telah aktif sebagai content creator islami, penyiar radio lokal, pengelola media dakwah digital, hingga pembicara publik dalam berbagai forum. Semua ini berawal dari ruang-ruang diskusi sederhana di kampus, proyek kreatif di studio, hingga praktik lapangan yang membuka mata dan peluang.


Feature

 

Radio Kampus IAIN Sultan Amai Gorontalo, Wadah Kreativitas Mahasiswa KPI 

Penulis : Luthfiana B Djakaria


Gorontalo – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas akademik di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, sebuah suara mengudara dari sudut kampus, membawa semangat, informasi, dan hiburan. Suara itu datang dari Radio Kampus KPI, media penyiaran milik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), yang menjadi wadah ekspresi sekaligus laboratorium praktik bagi para mahasiswa.

Sejak diresmikan beberapa tahun silam, radio ini telah menjadi ikon jurusan KPI. Tidak hanya sebagai media latihan, namun juga sebagai sarana menyebarkan dakwah yang kreatif dan kekinian, sesuai dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin.

"Radio kampus ini bukan sekadar alat belajar, tapi juga ruang aktualisasi diri," ujar salah satu mahasiswa Jurusan KPI IAIN Sultan Amai. "Mahasiswa bisa belajar menjadi penyiar, produser, penulis naskah, hingga teknisi siaran. Semuanya dilakukan secara langsung dan real-time."

Dengan format siaran yang beragam, mulai dari talkshow dakwah, musik islami, podcast remaja muslim, hingga program diskusi aktual, Radio Kampus KPI tidak hanya menarik perhatian sivitas akademika, tetapi juga masyarakat sekitar yang bisa mendengarkan melalui streaming online.

Radio kampus ini dikelola sepenuhnya oleh mahasiswa, dengan supervisi dari dosen. Mereka menyusun jadwal, menulis naskah, dan melakukan evaluasi siaran.

Lebih dari sekadar tempat praktik, Radio Kampus KPI menjadi ladang kreativitas. Mahasiswa diajak untuk berpikir kritis, peka terhadap isu sosial, dan mampu menyampaikan pesan dakwah melalui media yang disukai anak muda.

Dari ruang siaran sederhana di lantai dua gedung KPI, suara anak-anak muda ini terus mengudara. Mereka bukan hanya belajar bicara di depan mikrofon, tapi juga menyuarakan nilai, semangat, dan harapan. Di IAIN Sultan Amai Gorontalo, suara kampus bukan sekadar gema, tapi jadi bagian dari perubahan.

 

Rabu, 21 Mei 2025

Kolom

 

Beralih ke UIN: Mimpi Besar dari Jantung Pendidikan Islam Gorontalo

Penulis : Luthfiana B Djakria



Gorontalo - Transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) bukan hanya perubahan status kelembagaan, melainkan cerminan dari berkembangnya semangat akademik yang tersimpan harapan, tantangan, dan cita-cita besar.

Sebagai salah satu perguruan tinggi Islam negeri di Provinsi Gorontalo, IAIN Sultan Amai selama ini telah memegang peranan penting dalam mencetak generasi intelektual muslim. Dengan perubahan status menjadi UIN, kampus ini tidak hanya akan memperluas cakupan ilmu keislaman, tetapi juga membuka diri terhadap program-program studi umum seperti sains, teknologi, kesehatan, dan ilmu sosial yang selama ini belum tersedia.

Ini artinya, mahasiswa yang menempuh pendidikan di UIN Sultan Amai nantinya tidak hanya terbatas pada bidang-bidang keagamaan. Mereka akan mendapatkan kesempatan untuk belajar di bidang-bidang baru yang lebih luas, tanpa kehilangan akar nilai-nilai Islam. Di sinilah letak pentingnya integrasi antara ilmu keislaman dan ilmu modern, sebagai ciri khas UIN di seluruh Indonesia.

Namun, perubahan status ini bukan tanpa tantangan. Perubahan struktural membutuhkan kesiapan yang matang, baik dari sisi infrastruktur, SDM, kurikulum, hingga tata kelola. Kampus harus siap membangun ruang-ruang laboratorium, menambah tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu, serta memperkuat kerja sama dengan dunia industri dan lembaga riset. Tanpa itu, status UIN akan berhenti sebatas simbol, bukan substansi.

Dari sisi mahasiswa, ini adalah peluang emas untuk tumbuh dalam lingkungan akademik yang lebih luas dan terbuka. Mahasiswa bisa menumbuhkan minat dan bakatnya lintas disiplin, menyiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja yang makin kompleks.

Apalagi, transformasi menjadi UIN juga membuka peluang lebih besar untuk program internasionalisasi, seperti pertukaran pelajar, magang global, dan kolaborasi riset lintas negara.

Masyarakat Gorontalo pun patut menyambut baik transformasi ini. Hadirnya UIN Sultan Amai bisa menjadi motor penggerak kemajuan daerah, meningkatkan kualitas SDM lokal, dan memperluas akses pendidikan tinggi yang berbasis nilai-nilai spiritual dan intelektual. UIN bisa menjadi pusat inovasi, riset, sekaligus penjaga nilai-nilai moderasi dan keberagaman di tengah dinamika zaman.

Sebagai mahasiswa, dosen, dan bagian dari masyarakat akademik, kita punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa perubahan ini bukan sekadar formalitas.

Perjalanan menuju UIN bukan akhir, tapi awal dari babak baru yang lebih menantang. Dengan semangat kolaborasi dan visi besar, UIN Sultan Amai Gorontalo siap menjadi kampus unggulan yang tidak hanya membangun ilmu, tetapi juga membentuk karakter bangsa.

Kamis, 10 April 2025

Feature

 "Perjalanan Reflin Mohamad: Dari Kasir Hingga Barista,Meniti Impian di Antara Kopi dan Arsitektur"

Penulis : Tirsandi M Saleh

 Reflin Mohamad, lahir pada 13 Juli 2003, adalah seorang pekerja muda yang berdedikasi di salah satu toko oleh-oleh terkemuka di Kota Gorontalo. Dalam waktu satu bulan bekerja, Reflin menunjukkan kemampuan luar biasa yang mengantarkannya naik jabatan menjadi kasir. Tak lama setelah itu, ia mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dengan menjadi barista, mengingat toko tersebut juga mengelola bisnis kopi.


Meski saat ini bekerja penuh waktu, Reflin masih memendam mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah dengan harapan menjadi seorang arsitek, sebuah impian yang terkendala oleh biaya. Di samping kerja kerasnya, Reflin memiliki hobi membaca buku dan bermain basket, menunjukkan sisi lain dari dirinya sebagai individu yang berimbang antara karir dan kehidupan pribadi. 

Advetorial

 
Ramai Diburu, Ini Dia Makna Dari Pia Saronde Oleh-Oleh Khas Gorontalo

Penulis : Luthfiana B Djakria


Gorontalo – Jika berkunjung ke Gorontalo, belum lengkap rasanya tanpa membawa pulang oleh-oleh khas daerah yang menggoda lidah. Salah satu yang paling diburu wisatawan dan warga lokal adalah Pia Saronde, oleh-oleh khas Gorontalo yang menawarkan cita rasa autentik dalam balutan pia yang lembut dan gurih.

Terletak strategis di pusat Kota Gorontalo. Pia Saronde telah menjadi salah satu oleh-oleh yang sering di buru ketika datang ke Gorontalo. Nama “Saronde” sendiri diambil dari nama tarian yang sering di tampilkan sebagai tarian selamat datang yang mencerminkan rasa hormat dan kebahagiaan dalam menyambut tamu. Selain itu nama “Saronde” juga adalah nama dari salah satu pulang indah yang menjadi destinasi favorit wisatawan di Gorontalo, sehingga dapat diartikan juga sebagai keindahan rasa dan semangat lokal yang diusung oleh toko ini.

Salah satu keunggulan dari Pia Saronde adalah rasa yang ditawarkan. Mulai dari rasa klasik seperti kacang hijau dan keju, hingga rasa modern seperti coklat, durian, dan krim susu.

Selain itu, desain kemasannya juga dibuat semenarik mungkin dengan bentuk dusnya yang dibuat slim sehingga tidak membuat orang lain kerepotan dan sangat cocok dibawa kemana saja dan dijadikan buah tangan untuk keluarga, rekan kerja, hingga mitra bisnis.

Lebih dari sekedar oleh-oleh, Pia Saronde juga menjadi tempat untuk para pelaku UMKM lokal untuk mempromosikan produknya. Karena selain Pia Saronde dan produk khas lainnya dari toko tersebut, akan tetapi di toko oleh-oleh Pia Saronde juga menjual produk-produk milik UMKM lainnya seperti keripik khas Gorontalo, Sambal Khas Gorontalo, Permen Khas Gorontalo, dan masih banyak lainnya.

“Tujuan berdirinya toko Oleh-Oleh ini tidak hanya memanjakan lidah wisatawan, tetapi juga mengangkat dan memperkenalkan potensi lokal juga memperdaya masyarakat yang ada di kota ini” ujar salah satu karyawan toko oleh-oleh tersebut.

Selain itu, seiring berjalannya waktu dan Teknologi yang semakin berkembang, Pia Saronde kini juga melayani pemesanan secara online melalui beberapa platform e-commerce dan media sosial resmi milik mereka. Pengiriman dilakukan dengan sistem fresh delivery, memastikan pia yang sampai di tangan pelanggan tetap dalam kondisi terbaik.

Pia Saronde bukan sekedar oleh-oleh biasa, tetapi sebagai simbol rasa, budaya, dan cinta terhadap Gorontalo yang dibungkus dalam satu gigitan pia yang gurih. Jika anda mencari oleh-oleh yang istimewa dan berkesan, Pia Saronde adalah jawabannya

Senin, 07 April 2025

Kolom

KPU Gorut Hadapi Ketidakpastian Anggaran Jelang PSU 

Penulis : Ridwan Humolungo

Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) yang akan dilaksanakan pada 19 April 2025 hanya tinggal dua pekan lagi. Namun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gorut tengah menghadapi kecemasan besar karena anggaran yang diperlukan untuk menyelenggarakan tahapan PSU belum juga diterima dari Pemerintah Daerah.

Dengan total anggaran PSU sebesar Rp 9,2 miliar, yang mana Rp 6,6 miliar di antaranya dibutuhkan untuk KPU Gorut, pihak KPU hingga saat ini belum mendapatkan dana hibah yang sangat penting untuk kelancaran tahapan tersebut. Ketua KPU Gorut, Sofyan Djakfar, dengan tegas mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima dana hibah yang sangat dibutuhkan. "Belum ada, kami belum menerima dana hibah PSU sampai detik ini," ujarnya.

Meski demikian, KPU Gorut tidak tinggal diam. Dengan sisa dana Pilkada 2024 yang hanya sekitar seratus juta lebih, mereka tetap melaksanakan tahapan awal PSU, seperti pendaftaran calon, verifikasi faktual, dan pelantikan badan adhock seperti PPK, PPS, dan KPPS. Pengadaan surat suara juga telah mulai direncanakan, dengan rencana pengiriman surat suara yang akan tiba di bandara pada 9 April 2025. Namun, dengan anggaran terbatas, KPU Gorut khawatir terhadap kelancaran tahapan PSU yang harus segera dilakukan.

Sofyan Djakfar menyampaikan kekhawatirannya yang lebih mendalam, yakni terkait dengan pelaksanaan tugas badan adhock. PPK, PPS, dan KPPS, yang telah dilantik, akan kesulitan menjalankan tugas mereka tanpa biaya operasional yang memadai. "Tahapan harus berjalan, dan yang kami khawatirkan adalah badan adhock yang telah dilantik tidak dapat melaksanakan tugas mereka karena terkendala dengan biaya operasional di lapangan," ujarnya.

Tidak hanya itu, KPU Gorut juga sudah melakukan upaya untuk mendapatkan kejelasan anggaran dengan menemui pihak Pemerintah Daerah sebelum libur Lebaran. Sekretaris Daerah Gorut, Suleman Lakoro, pada saat itu mengungkapkan bahwa anggaran untuk PSU sudah dipikirkan dan akan segera disalurkan setelah urusan Tunjangan Hari Raya (THR) selesai. Namun, kenyataannya anggaran tersebut belum juga cair hingga saat ini, hingga menambah ketidakpastian yang dirasakan oleh KPU Gorut.

Situasi ini jelas menimbulkan kegelisahan. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan PSU, KPU Gorut dihadapkan pada tekanan besar. PSU bukan hanya sekadar sebuah tahapan, melainkan amanat dari Mahkamah Konstitusi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Setiap tahapan PSU yang tertunda atau terhambat karena masalah anggaran akan berdampak langsung pada kredibilitas proses demokrasi di Gorut.

Sofyan Djakfar dan tim KPU Gorut sangat berharap agar Pemerintah Daerah segera mencairkan dana hibah yang sangat dibutuhkan untuk kelancaran tahapan PSU. Keterlambatan dalam pencairan anggaran bisa memengaruhi operasional lapangan, dan pada akhirnya, kualitas pelaksanaan PSU itu sendiri. Tidak hanya untuk KPU, tetapi untuk masyarakat Gorut yang menginginkan pemilihan yang adil dan transparan.

Masyarakat tentu berharap agar PSU dapat dilaksanakan dengan lancar tanpa kendala anggaran yang menghambat. Bagi KPU Gorut, tantangan ini adalah ujian besar untuk memastikan bahwa pemilu dapat berlangsung dengan sesuai harapan, meskipun dihadapkan pada ketidakpastian anggaran yang menggantung.

Mengingat pentingnya PSU ini, sudah saatnya Pemerintah Daerah Gorut segera bertindak cepat. Agar KPU dapat melaksanakan amanat hukum sesuai jadwal dan memastikan kelancaran pemilihan yang demokratis. Kita semua berharap agar seluruh tahapan PSU dapat berjalan dengan baik, demi terwujudnya pemilu yang berintegritas di Gorontalo Utara.

Kolom